Secara umum mekanisme yang
ditempuh oleh sistem ekonomi Islam dikelompokkan menjadi dua, iaitu:-
1.Mekanisme Ekonomi
Mekanisme ekonomi adalah
mekanisme melalui aktiviti ekonomi yang bersifat produktif, berupa berbagai
kegiatan pengembangan harta (tanmiyatul mal) dalam akad-akad muamalah dan
sebab-sebab kepemilikan (asbab at-tamalluk). Berbagai cara dalam mekanisme
ekonomi ini, antara lain :
- Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya sebab-sebab
kepemilikan dalam kepemilikan individu (misalnya, bekerja di sektor pertanian, industri, dan perdagangan)
- Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya pengembangan
harta (tanmiyah mal) melalui kegiatan investasi (misalnya, dengan syirkah inan, mudharabah, dan sebagainya).
- Larangan menimbun harta benda (wang, emas, dan perak) walaupun telah
dikeluarkan zakatnya. Harta yang ditimbun tidak akan berfungsi pada
ekonomi. Pada gilirannya akan menghambat peredaran kerana tidak terjadi
perputaran harta.
- Mengatasi peredaran dan pemusatan kekayaan di satu daerah tertentu
saja misalnya dengan memeratakan peredaran modal dan mendorong tersebarnya
pusat-pusat pertumbuhan.
- Larangan kegiatan monopoli, serta berbagai penipuan yang dapat menjamin pasaran.
- Larangan judi, riba, rasuah, pemberian barang dan hadiah kepada penguasa. Semua ini
akan mengumpulkan kekayaan pada pihak yang kuat semata (seperti penguasa
atau koperat).
- Memberikan kepada rakyat hak pemanfaatan barang-barang milik umum (al-
milkiyah al-amah) yang dikelola negara seperti hasil hutan, barang galian, minyak, elektrik, air dan sebagainya demi kesejahteraan rakyat.
2.Mekanisme Non-Ekonomi
Mekanisme non-ekonomi adalah
mekanisme yang tidak melalui aktiviti ekonomi yang produktif, melainkan melalui
aktiviti non-produktif, misalnya pemberian (hibah, sedekah, zakat, dll) atau warisan. Mekanisme non-ekonomi dimaksudkan untuk
melengkapi mekanisme ekonomi. Iaitu untuk mengatasi peredaran kekayaan yang
tidak berjalan sempurna jika hanya mengandalkan mekanisme ekonomi semata.
Mekanisme non-ekonomi diperlukan
baik kerana adanya sebab-sebab alamiah maupun non-alamiah. Sebab alamiah
misalnya keadaan alam yang tandus, badan yang cacat, akal yang lemah atau
terjadinya musibah bencana alam. Semua ini akan dapat menimbulkan terjadinya
gangguan ekonomi dan terhambatnya edaran kekayaan kepada orang-orang yang
memiliki keadaan tersebut. Dengan mekanisme ekonomi biasa, edaran kekayaan
boleh tidak berjalan kerana orang-orang yang memiliki hambatan yang bersifat
alamiah tadi tidak dapat mengikuti kegiatan ekonomi secara normal sebagaimana
orang lain. Bila dibiarkan saja, orang-orang itu, termasuk mereka yang tertimpa
musibah (kecelakaan, bencana alam dan sebagainya) makin terpinggirkan secara
ekonomi. Mereka akan menjadi masyarakat yang miskin terhadap perubahan ekonomi.
Bila terus berlanjutan, boleh menyebabkan munculnya masalah sosial seperti jenayah (curi, rompak), rogol (pelacuran)
dan sebagainya, bahkan mungkin revolusi sosial.
Mekanisme non-ekonomi juga
diperlukan kerana adanya sebab-sebab non-alamiah, iaitu adanya penyimpangan
mekanisme ekonomi. Penyimpangan mekanisme ekonomi ini jika dibiarkan akan boleh
menimbulkan ketimpangan edaran kekayaan. Bila penyimpangan terjadi, negara
wajib menghilangkannya. Misalnya jika terjadi monopoli, hambatan masuk, baik
administratif maupun non-adminitratif-- dan sebagainya, atau kejahatan dalam
mekanisme ekonomi (misalnya penimbunan), harus segera dihilangkan oleh negara.
Mekanisme non-ekonomi bertujuan
agar di tengah masyarakat segera terwujud keseimbangan (al-tawazun) ekonomi,
yang akan ditempuh dengan beberapa cara. Penedaran harta dengan mekanisme non-ekonomi
antara lain adalah :
- Pemberian harta negara kepada warga negara yang dinilai memerlukan.
- Pemberian harta zakat yang dibayarkan oleh muzakki kepada para mustahik.
- Pemberian infaq, sedekah, wakaf, hibah dan hadiah dari orang yang
mampu kepada yang memerlukan.
- Pembagian harta waris kepada ahli waris dan lain-lain.
Demikianlah gambaran sekilas tentang
asas-asas sistem ekonomi Islam. Untuk memberikan pemahaman yang lebih luas dan
dalam, maka perincian seluruh aspek yang dikemukakan di atas perlu dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar