BAB II BIBLIOLOGI (DOKTRIN ALKITAB)
A. PENGERTIAN/DEFINISI
- Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi"
berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: biblion atau biblia
(jamak) artinya "buku-(buku)"; dan logos artinya
"perkataan, uraian, pikiran, ilmu" "Buku-(buku)" (atau
"tulisan-tulisan") yang dimaksud adalah Alkitab (Firman Allah).
- Definisi Bibliologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang seluk beluk sekitar penulisan (Buku) Alkitab, dan
peran Alkitab dalam iman kepercayaan Kristen. Alkitab sendiri
didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab yang diakui sebagai
"kanonik", dan diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh
gereja Kristen.
- Tempat Bibliologi dalam Teologi
Sistematika
Dengan pra-anggapan: a. bahwa manusia tidak mungkin tahu apapun tentang
Allah kecuali Allah sendiri yang menyatakan diri kepada manusia, b. dan
bahwa Allah telah berkenan menyatakan Diri-Nya melalui Alkitab untuk
dikenal oleh manusia, maka, kita percaya bahwa Alkitab mempunyai peranan
yang menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi dan menjadi sumber
utama untuk mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di dalamnya
semua doktrin iman kepercayaan Kristen.
Oleh
karena itu mempelajari doktrin Alkitab merupakan suatu pengantar atau permulaan
yang baik untuk mempelajari doktrin-doktrin yang lain.
B. PENYATAAN ALLAH
- Pengertian/Definisi
- Arti etimologis: Dalam bahasa
Yunani "Penyataan" adalah apokalupsis (dari apokalypto)
yang artinya "sesuatu yang disingkapkan (dibukakan) dari apa yang
dahulu samar-samar/tertutup/tidak terlihat jelas" (Luk 10:21; Efe 3:5).
Dalam
bahasa Ibrani ada padanan arti dari pengertian di atas, yaitu gala,
artinya "telanjang" (Kel 20:26, Yes 53:1; 2Sa
7:27).
- Definisi: Ada beberapa
definisi yang dicetuskan oleh para teolog Kristen, namun secara umum
dapat disimpulkan:
Suatu
tindakan Allah (baik itu perbuatan maupun kata-kata) yang adalah inisiatif
Allah sendiri untuk membuka Diri agar manusia yang adalah ciptaan itu dapat
mengenal Allah Penciptanya (1Ko 2:11; Ula 29:29).
- Penyataan atau Wahyu Dalam
bahasa Indonesia istilah "Penyataan" sering diartikan sama
dengan kata "Wahyu." Kedua kata ini sebenarnya mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam agama-agama lain kata "Wahyu"
diartikan sebagai pengetahuan yang di dapat seseorang pada dirinya sendiri
dengan keyakinan penuh bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, baik
dengan perantaraan atau tidak (mis.: mimpi, penglihatan, bisikan hati,
dll.). Jadi berbeda sekali dengan pengertian yang diberikan dalam agama
Kristen.
Oleh
karena itu untuk menghindari kesalahan, istilah yang akan kita pakai
selanjutnya dalam buku ini adalah "penyataan" dan bukan wahyu.
- Pentingnya Penyataan Allah adalah Pencipta alam
semesta dan isinya. Melalui "Penyataan" Allah menunjukkan
inisiatifNya untuk berkomunikasi dengan ciptaanNya, dalam hal ini manusia
adalah satu-satunya ciptaan yang diberikan kemampuan untuk menerima dan
mengembalikan respons terhadap tindakan Allah (penyataan) itu.
Tanpa
"Penyataan" (penyingkapan diri Allah) ini maka manusia tidak mungkin
akan tahu tentang diri Allah dan segala sesuatu yang Allah lakukan bagi
ciptaanNya dengan benar. Allah adalah tidak terjangkau karena Ia tidak
terbatas, sedangkan manusia adalah ciptaan dan terbatas. Ref. Yoh 1:18; 1Ti 6:16; Ayu
11:7; 23:3-9.
Pengetahuan
yang datang dari diri manusia sendiri tentang Allah hanyalah merupakan
spekulasi dan rekayasa pikiran manusia saja. Oleh karena itu
"Penyataan" Allah ini menjadi satu-satunya sumber untuk manusia
mengetahui tentang Allah dengan benar. Apalagi dengan keadaan manusia setelah
jatuh ke dalam dosa, daya tangkap (kemampuan) manusia semakin tumpul dan tidak
memungkinkannya dapat mengerti haI-hal rohani (mati rohani). Oleh karena itu
kebutuhan akan penyataan Allah ini menjadi semakin besar, bukan saja untuk
mengerti "Penyataan" Allah dengan benar, tetapi juga untuk terlebih
dahulu ditebus (dipulihkan) supaya bisa menerima hal-hal yang rohani.
Dari
pengertian di atas, muncul beberapa pertanyaan:
- Selain agama Kristen adakah
agama-agama lain di dunia yang juga mengaku menerima
"Penyataan" dari Yang Ilahi (Allah)?
- Apakah agama-agama lain itu
menerima "Penyataan" dengan cara yang sama?
- Apakah benar bahwa Allah berbicara
dan menyatakan diriNya kepada setiap agama dengan isi yang sama?
- Penyataan umum dan Penyataan
Khusus
Para
teolog Kristen biasanya membedakan 2 macam cara Allah menyatakan DiriNya, yaitu
dengan cara Umum dan Khusus.
a.
Penyataan Umum
b.
1.
Definisi
: Penyataan Allah mengenai
diriNya sendiri yang
2.
diberikan
kepada semua orang melalui alam semesta,
3.
sejarah
dan hati nurani manusia.
c.
1.
Sumber
: Allah
d.
1.
Jangkauan
: umum, semua orang.
e.
1.
Sarana
: menggunakan cara-cara
universal, yaitu melalui alam, sejarah dan hati nurani manusia.
f.
1.
Tujuan
: untuk menyatakan: kemuliaan
Allah, kuasaNya dalam alam semesta, keunggulanNya, keahlianNya, penentuanNya
dalam
2.
mengendalikan
alam semesta; kebaikanNya, kecerdasanNya dan keberadaanNya yang hidup.
g.
1.
Keterbatasan
:
§ membuat manusia
menyadari akan keberadaan Allah, tetapi tidak cukup membawa manusia kepada
pengenalan
§ yang benar dan penuh tentang Allah.
2.
§ membawa manusia untuk
berseru dan memuji Allah,
§ tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada
§ keselamatan.
3.
§ memberikan
pengetahuan tentang sifat-sifat Allah,
§ tetapi tidak memberikan pengetahuan bahwa Kristus
§ adalah satu-satunya jalan keselamatan yang
§ disediakan Allah.
h.
1.
Hasil
:
§ menyatakan anugerah
umum dan mempersiapkan manusia kepada anugerah-anugerah khusus.
2.
§ melawan isme-isme
yang menolak keberadaan Allah.
3.
§ membatasi dosa
manusia - hukum moral.
4.
§ menghukum secara adil
untuk mereka yang berdalih.
i.
Pernyataan Khusus
j.
1.
Definisi
: Penyataan yang diberikan Allah
melalui karya penebusan Yesus Kristus, yang juga dituliskan dalam Alkitab.
k.
1.
Sumber
: Allah.
l.
1.
Jangkauan
: orang-orang pilihanNya yang
percaya.
m.
1.
Sarana
: melalui Yesus Kristus dan
firmanNya yang tertulis dalam Alkitab, yang diberikan melalui saluran-saluran:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
n.
1.
Tujuannya
: Allah menyatakan kehendakNya,
dan perjanjian
2.
keselamatanNya
dalam Yesus Kristus, dengan demikian mendamaikan kembali hubungan antara
manusia dan Allah.
o.
1.
Hasilnya
:
§ menjadi jalan
satu-satunya untuk manusia bisa mengerti tindakan, tujuan dan kehendak Allah
dengan
§ benar.
2.
§ menjadi jalan
satu-satunya untuk manusia bisa menerima kabar keselamatan Yesus Kristus.
3.
§ memungkinkan manusia
mendapatkan kesempatan untuk kembali bersekutu dengan Allah selamanya.
- Pandangan kontemporer tentang
"Penyataan"
- Pandangan Liberal Kaum Liberal
memberikan penekanan yang sangat kuat pada Penyataan Umum, bahkan
memberikan pernyataan bahwa hanya dengan Pernyataan Umum saja manusia
sudah dapat dituntun kepada keselamatan.
Ciri
utama pandangan Liberal adalah subyektivitas manusia, dan akal adalah penentu
kebenaran. Sedangkan yang menjadi dasar otoritas adalah hati nurani. Alkitab
menurut mereka hanyalah hasil akal manusia yang berisi pemikiran-pemikiran
tentang Allah.
- Pandangan Neo-Ortodoks Kaum
Neo-Orthodoks percaya bahwa Allahlah yang memprakarsai "Penyataan".
Namun demikian mereka tidak mempercayai otoritas Alkitab sebagai Firman
Allah. Alkitab hanyalah saksi Firman, jadi bisa salah. Alkitab
adalah sarana untuk kita bisa bertemu dengan Kristus.
Kebenaran
mutlak Alkitab baru akan terjadi pada saat Allah menyatakan Diri melalui
FirmanNya secara supranatural. Pengalaman supranaturallah yang menjadi tolok
ukur.
C. INSPIRASI (PENGILHAMAN)
- Pengertian/Definisi
- Arti epistemologi Istilah
"inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare.
Tetapi kata ini sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata
Yunaninya, yang dipakai dalam 2Ti 3:16 dan Ayu 32:8, yaitu theopneustos lebih tepat
digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo
+ theos) yang berarti "dihembuskan (oleh) Allah."
Dalam kata ini jelas terlihat adanya penekanan pada faktor Allah dalam
pekerjaan penulisan tsb.
- Definisi Pekerjaan Allah
melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan memimpin orang-orang yang
telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan- perkataan yang dikehendakiNya
dalam Alkitab (PL dan PB), tanpa salah dalam bahasa aslinya.
- Hubungan antara
"Penyataan" dan "Inspirasi" Dalam
"Penyataan" Allah mengkomunikasikan kebenaran-kebenaranNya
kepada manusia yang dipilihNya - (vertikal).
Dalam
"Inspirasi" Allah menuntun orang-orang yang dipilihNya itu untuk
menuliskan "Penyataan" Allah dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh
manusia yang lain - (horisontal).
- Pentingnya Doktrin Inspirasi Doktrin Inspirasi membicarakan
tentang bagaimana "Penyataan" Allah dituliskan menjadi Alkitab.
Kegiatan penulisan "Penyataan" Allah ini menjadi sangat penting
artinya karena berhubungan langsung dengan masalah keotentikan dan
ketidakbersalahan isinya.
Dengan
mempercayai bahwa Allah sendirilah yang memilih dan memimpin orang-orang tertentu
untuk menuliskan "Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan
terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi
orang Kristen untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan
mutlak memberikan pedoman iman dan kehidupan.
Dengan
mempercayai bahwa Allahlah yang menginspirasikan seluruh isi Alkitab maka akan
terjamin pula keabsahan dan juga kesatuan kanon Alkitab itu, karena berarti
seluruh tulisan itu berasal dari satu sumber, yaitu Allah.
Namun
demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang menolak
doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti
menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan dan berarti menolak pula
otoritasnya yang mutlak.
- Bukti-bukti Inspirasi
- Adanya Penyataan-penyataan
yang di luar kemampuan berpikir manusia. misalnya tentang dosa, manusia,
keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
- Adanya Penyataan-penyataan
yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang sebagian sudah terjadi, yang
tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
- Adanya Penyataan-penyataan
yang bersifat sejarah yang jauh di luar pengetahuan manusia, misalnya
tentang kejadian penciptaan dll.
- Adanya Penyataan-penyataan
yang mempunyai kuasa yang mengubahkan hidup manusia, dari jaman ke jaman.
- Adanya Penyataan-penyataan
yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi, yang juga diakui oleh
agama-agama yang lain.
- Adanya kesatuan tema dan isi
dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh penulis-penulis yang
mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada jaman yang sangat
berbeda.
- Bukti kelanggengan Alkitab,
meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali untuk memusnahkannya.
- Bukti dalam Alkitab Doktrin Inspirasi tidak hanya
didukung oleh bukti-bukti di luar Alkitab, tetapi juga merupakan
pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
- Perjanjian lama
- Allah sendiri yang memberi
perintah untuk menuliskan. Kel 17:14; 34:27;
Bil 33:2; Yes 8:1; 30:8; Yer 25:13; Yeh 24:1 Dan 12:4; Hab 2:2
- Para penulis secara sadar
memberikan otoritas terhadap tulisannya sebagai Firman Tuhan.
"Demikian Firman Tuhan" Yer 36:27, 32; Yeh
26:1-21; 27:1-36; 31:1-18; 32:1-32; 39:1-29
- Perjanjian Baru mengakui
inspirasi Alkitab Perjanjian Lama - Yesus Kristus: Mat 4:11; Mat
5:17-20; Yoh 10:33-36 - Rasul Paulus: 2Ti 3:14-16 - Rasul Petrus: 2Pe 1:19-21 - Penulis Kitab: Ibr 1:5; 3:7; 4:3;
5:6; 7:21
- Perjanjian Baru
- Pengakuan dari penulis bahwa
mereka menerima Firman dari Tuhan. 1Ko 2:13; 2Ko
13:3; 1Te 2:13
- Perjanjian baru mengakui
Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru - Yesus Mat 10:19-20; Yoh
16:7,13; Kis 4:31
- Data Alkitab Penyataan-penyataan Allah yang
diinspirasikan kepada penulis-penulis Alkitab itu berasal dari
bermacam-macam bahan, antara lain:
- Bahan yang langsung dari Allah
Mis.: 2 Loh batu (Ula 9:10)
- Bahan hasil penyelidikan -
berkonsultasi dengan saksi mata - memakai saksi mata - menyelidiki -
menyusun dalam buku - dipimpin Roh
- Bahan nubuatan Seper-empat isi
Alkitab adalah nubuat, dan sebagian sudah digenapkan.
- Bahan Sejarah Di catat dengan
teliti - pengalaman yang dicatat penulis.
- Bahan Lain Teliti, termasuk
hal-hal yang tidak benar/kebohongan dan tentang setan.
- Teori-teori Penulisan Alkitab Manusia adalah satu-satunya
makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan pikiran dan rasio. Pada waktu
manusia mulai membaca dan mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak
mereka akan mulai berpikir dan memberikan pertanyaan, bahkan keraguan,
tentang dari mana asal Alkitab, bagaimana Alkitab ditulis, dan mengapa
mereka harus mempercayainya.
Di
bawah ini adalah beberapa teori yang muncul dari pikiran manusia tentang
bagaimana kira-kira Alkitab itu ditulis:
- Teori Dikte (Inspirasi
Mekanis)
Ini adalah salah satu teori yang ekstrim, yang mengatakan bahwa para
penulis Alkitab itu hanyalah seperti mesin atau alat rekam. Mereka
mendengar "Penyataan" dari Allah kemudian langsung
menuliskannya kata demi kata persis seperti apa yang Tuhan katakan,
sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian maupun pikiran
para penulis itu.
- Teori Penyesuaian (Inspirasi
Dinamis)
Allah menyesuaikan diri dengan keterbatasan para penulis. Itu sebabnya
ada dijumpai beberapa kekilafan/kesalahan.
- Teori Pengawasan (Inspirasi
Organis)
Allah berdaulat mengawasi dan mengatur latar belakang, warisan keturunan
dan keadaan sekitar masing-masing penulisnya. Sehingga pada waktu menulis,
mereka sadar menggunakan kata-kata mereka sendiri, dan sekaligus adalah
merupakan Firman Allah dan mereka sudah dibina oleh Allah untuk tujuan
itu, karena orang tersebut telah diperbaharui Rohnya dan terhisap dalam
hubungan dengan Allah. Jadi walaupun para penulis adalah orang berdosa,
itu tidak menjadi penghalang karena mereka dipimpin oleh Allah, sehingga
terjamin bahwa tulisan-tulisan itu tidak mungkin salah dalam bahasa
aslinya. Itu sebabnya masing-masing kitab yang ditulis masing-masing penulis
mempunyai gaya bahasa yang berbeda, perbendaharaan kata yang tertentu,
penekanan berita yang tertentu, dsb.
Langkah-langkah
Roh Kudus menggerakkan penulis untuk menulis Alkitab:
- Allah telah memilih dan
menyediakan si penulis jauh sebelum Ia menggerakkan si penulis untuk
menulis Alkitab.
- Allah memilih si penulis
sebelum ia dilahirkan.
- Allah menempatkan mereka
pada situasi keadaan sesuai dengan kedaulatanNya.
- Allah kadang memilih orang
yang mampunyai pengalaman langsung.
- Allah menggerakkan penulis
juga untuk menyelidiki fakta-fakta terlebih dahulu.
- Menunggu Waktu Allah.
- Allah menggerakkan penulis
untuk berkhotbah terlebih dahulu lalu menuliskannya.
- Roh Kudus dicurahkan kepada
penulis untuk menyatakan firmanNya secara langsung untuk ditulis.
- Roh Kudus dicurahkan kepada
penulis untuk menulis hal-hal yang sudah diketahuinya.
- Roh Kudus menggerakkan
penulis untuk menulis apa yang dikehendakiNya.
- Pandangan-pandangan Keliru
tentang Inspirasi
Doktrin Inspirasi adalah salah satu doktrin yang banyak menimbulkan perdebatan
karena perbedaan-perbedaan pra-anggapan dan penafsiran. Berikut ini adalah
beberapa pandangan-pandangan yang tidak sesuai dengan Alkitab tentang
bagian penginspirasian:
- Penginspirasian Alamiah Para penulis-penulis Alkitab
adalah orang-orang jenius secara alami. Mereka menuliskan tanpa
memerlukan campur tangan Allah atau kuasa supranatural.
- Penginspirasian Dinamis atau
Mistis
Para penulis-penulis Alkitab ini dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus,
sama halnya dengan literatur-literatur Kristen yang lain.
- Penginspirasian Bertingkat. Para penulis-penulis Alkitab
mendapat inspirasi dari Roh Kudus sehingga menuliskan tulisan-tulisan
itu, namun tingkat penginspirasiannya tidak sama derajatnya. Sehingga ada
sebagian tulisan yang lebih berbobot daripada yang lain.
- Penginspirasian Sebagian Para penulis-penulis Alkitab
itu mendapat inspirasi, tetapi tidak semuanya. Ada kitab-kitab yang sama
sekali tidak memerlukan inspirasi karena berupa dokumen sejarah.
Bagian-bagian yang secara khusus diilhami (diinspirasikan) adalah yang
mengajarkan tentang keselamatan dan ini tidak mungkin salah, tetapi yang
lain bisa saja salah karena tidak diinspirasikan oleh Allah.
- Inspirasi Konsep Pandangan ini percaya pada
doktrin inspirasi, tetapi bukan inspirasi harafiah kata per kata. Allah
hanya menginspirasikan secara konsepnya saja. Oleh karena itu
kata-katanya bisa salah, tapi secara konsep tidak.
- Inspirasi Barthian Pusat Penyataan adalah Yesus
Kristus, Alkitab hanya merupakan "saksi" dari Penyataan Allah.
Sedangkan Alkitab sendiri adalah kata-kata manusia yang bisa keliru tapi
apabila ditangkap dengan telinga iman, maka kata-kata itu baru akan
menjadi Firman Allah. Jadi Allah bisa berbicara melalui Alkitab, tetapi
hanya melalui anugrahlah bagian Alkitab itu dapat menjadi Firman Allah.
D. KANON ALKITAB
- Pengertian/Definisi
- Arti etimologis
"Kanon" berasal dari kata Yunani kanon, artinya
"buluh". Karena pemakaian "buluh" dalam kehidupan
sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga berarti
sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris. Yeh 40:3; 42:16 tombak pengukur
- Arti metafor Seperangkat
peraturan/standard norma (kaidah) dalam hal etika, literatur dsb.
- Arti teologis Dalam sejarah
gereja abad 1 kata "kanon" dipakai untuk menunjuk pada
peraturan atau pengakuan iman. Tetapi pada pertengahan abad ke 4 (dimulai
oleh Athanasius), kata ini dipakai untuk menunjuk pada Alkitab, dan
mempunyai 2 arti, yaitu:
- daftar naskah kitab-kitab,
yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard
peraturan-peraturan tertentu, yang diterima oleh gereja sebagai
kitab-kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah.
- kumpulan kitab-kitab, yang
berjumlah 66 kitab, yang diterima sebagai Firman Tuhan yang tertulis,
yang berotoritas penuh bagi iman dan kehidupan manusia. 2Ko 10:13-16 - batas Gal 6:16 - patokan
- Kapan terjadi Kanon Alkitab Alkitab sendiri menolak dengan
tegas pendapat bahwa Alkitab turun/jatuh dari surga (Luk 1:1-4).
Lalu bagaimana dan kapan kanon Alkitab itu terjadi? Tidak pernah ada satu
peristiwa tertentu yang terjadi yang menandai dimulainya kanon Alkitab.
Juga tidak ada sejarah khusus yang menentukan kapan kanon Alkitab itu
ditetapkan (disahkan). Tetapi secara iman kita mengakui bahwa Tuhan
sendirilah yang menentukan, bukan manusia.
Ini
harus menjadi pengakuan penting bagi orang Kristen, bahwa Alkitab, sebagai
Firman Allah yang tertulis, akan tetap menjadi Firman Allah sekalipun manusia
tidak mengesahkannya, karena pengesahan terhadap Alkitab datang dari Allah dan
dari Alkitab itu sendiri. Manusia hanya bisa menerima dan mengakuinya, tetapi
tidak menetapkannya.
Peristiwa
pengkanonan Alkitab, oleh Konsili di Karthago tahun 397M harus dipahami sebagai
penerimaan iman oleh gereja bahwa Alkitab kanonik itu ada dan diterima sebagai
standar iman dan kehidupan. Tangan Tuhanlah yang telah memimpin orang orang
percaya itu untuk mengumpulkan kitab-kitab kanonik sehingga disusun menjadi
Alkitab. Pendapat ini tidak sama dengan pendapat dari gereja Roma Katolik.
Menurut mereka penetapan Kanon ditetapkan oleh gereja Roma Katolik.
Peristiwa
penerimaan gereja terhadap kanon Alkitab sebenarnya sudah dimulai ketika Jemaat
Gereja Pertama (Mula-mula) membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama pada
kebaktian-kebaktian. Dengan campur tangan Roh Kudus jemaat juga menambahkan
kitab-kitab dan surat-surat para Rasul yang diinspirasikan Allah dan karenanya
berwibawa. Sampai akhirnya pada tahun 367M, uskup Aleksandria, Athanasius,
memberikan daftar kitab-kitab yang merupakan kanon. Daftar kitab-kitab itulah
(66 buku) yang sampai sekarang dimasukkan sebagai Alkitab.
- Pertimbangan yang dipakai untuk
menerima Kanon
- Bukti dari Alkitab sendiri
Bahwa tulisan dalam kitab-kitab kanon itu diinspirasikan oleh Allah (2Ti 3:16). Dengan demikian jelas kitab-kitab itu tidak hanya
ditulis oleh tangan manusia tetapi merupakan campur tangan Allah
sepenuhnya (theopeustos). Oleh karena itu seluruh tulisan Alkitab
mempunyai otoritas penuh dari Allah.
- Ditulis oleh orang-orang yang
hidupnya dipimpin oleh Allah, baik para nabi (PL) maupun rasul (PB) atau
orang-orang yang di bawah pengawasan mereka.
- Ada bukti-bukti dari dalam dan
jelas tentang keaslian penulisannya.
- Ada pengaruh kuasa Allah dalam
tulisan-tulisan itu yang sanggup mengubah hidup manusia.
- Secara aklamasi diterima oleh
umat Allah secara luas sebagai kitab- kitab yang diinspirasikan oleh
Allah. (Gal 6:16, Luk
11:51, Kol 4:16, Wah 22:18)
- Beberapa pengertian yang salah
tentang penerimaan Kitab kanon Diantara banyak kitab-kitab
kuno yang harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam kanon Alkitab,
tidak semuanya diterima sebagai kitab kanon. Pertimbangan-pertimbangan
terhadap kitab-kitab itu:
- Tidak didasarkan pada tuanya.
- Bukan karena ditulis dalam
bahasa Ibrani.
- Bukan karena setuju dengan
Taurat.
- Bukan karena mempunyai nilai
agama.
- Sejarah Kanon PL Kanon PL tidak mengalami
banyak kesulitan untuk diterima, karena pada waktu kitab-kitab PL itu
ditulis, saat itu juga langsung diterima sebagai kitab-kitab yang
diinspirasikan oleh Allah sehingga otoritasnya diakui. Kitab-kitab (yang
berupa gulungan-gulungan) disimpan bersama-sama dengan Tabut Perjanjian
yaitu di Kemah Tabernakel dan juga kemudian di Bait Allah. Para imam
memelihara kitab-kitab itu dan mereka juga yang membuat salinan-salinannya
apabila diperlukan. Ula 17:18; 31:9,
24-26 ;1Sa 10:25; 2Ra 22:8; 2Ta 34:14.
Pada
waktu bangsa Yahudi dibuang ke tanah Babel, dan Yerusalem dihancurkan pada
tahun 587SM, kitab-kitab itupun juga dibawa ke tanah pembuangan (Dan 9:2).
Pusat ibadah mereka kini bukan lagi Bait Allah di Yerusalem, tetapi kitab-kitab
itu. Setelah pembangunan kembali Bait Allah, kitab- kitab itupun dipelihara dan
dipindahkan ke sana. (Ezr 7:6; Neh 8:1; Yer
27:21-22)
Penyusunan
seluruh kitab-kitab PL selesai pada tahun 430SM, iman Ezra lah yang memainkan
peranan penting dalam proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab PL ini.
Selain kitab-kitab Pentatuk (Kejadian-Ulangan) yang sangat dihargai,
kitab-kitab para nabi juga biasa dibaca dalam ibadah Yahudi di rumah-rumah
ibadah pada waktu jaman PB (Luk 4:16-19).
Pada
tahun 90M para ahli Taurat dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di
Yamnia. Salah satu keputusan yang diambil dalam persidangan itu adalah
penerimaan kanon PL, yaitu 39 kitab sebagai kanon Alkitab, seperti yang kita
pakai sekarang. Jadi penetapan itu sebenarnya hanya memberikan pengakuan akan
kitab-kitab yang memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.
- Sejarah Kanon Perjanjian Baru Pengkanonan PB mengalami lebih
banyak pergumulan daripada PL. Baru pada pertengahan abad 4 Masehi masalah
pengkanonan PB dianggap selesai.
- Latar belakang Kanon PB
diawali dengan keadaan dan kebutuhan yang mendesak yang harus segera
ditangani oleh gereja-gereja saat itu, antara lain:
- Krisis Otoritas Dibutuhkannya
suatu pedoman iman dan kehidupan yang diakui berotoritas, apalagi
setelah Tuhan Yesus dan para Rasul sudah tidak ada lagi diantara mereka.
- Krisis Pengajaran Adanya
pengajaran sesat yang mulai menyusup ke dalam gereja-gereja, sehingga
diperlukan adanya satu sumber yang dapat menjadi standard pengajaran yang
benar.
- Dorongan Misi Penyebaran
pengajaran Injil Yesus Kristus semakin berkembang ke daerah-daerah lain,
sehingga diperlukan adanya kesepakatan terhadap kitab-kitab standard
yang harus diterjemahkan.
- Tekanan penganiayaan Semakin
kuatnya penganiayaan yang dilancarkan kepada orang-orang Kristen baru
mendorong gereja untuk mempertahankan sumber pengajaran demi kemurnian
iman dan pengajaran yang sehat.
- Sejarah Kanon PB Setelah
kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan oleh
para Rasul Tuhan dengan penuh otoritas karena merekalah saksi-saksi mata
tentang keselamatan yang diajarkan oleh Yesus. Tulisan-tulisan tentang
pengajaran iman Kristen oleh para Rasul (antara tahun 50-100M) sangat
dibutuhkan mengingat bahwa merekalah para saksi mata yang dapat
memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan
menafsirkannya dengan tepat, sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada
mereka. (Yoh 14:26).
Selama
thn. 100-200M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh
sidang-sidang jemaat (Kol 4:15-16).
Pada
tahun 200 M sebenarnya kanon utama PB sudah terbentuk, dan disebut sebagai
"Kanon Muratori" yang berisi 21 kitab/buku dan kemudian 6 kitab lagi
ditambahkan.
Memasuki
abad ke 5 barulah dalam pertemuan konsili di Hippo dan Kartago tercapai
kesepakatan diantara gereja Barat dan Timur dan menerima 27 kitab sebagai Kanon
PB, seperti yang kita pakai sekarang.
- Kitab-kitab Apokrifa
- Definisi/Pengertian Istilah
"apokrifa" berasal dari bahasa Yunani apokrufos,
artinya "tersembunyi". Sekarang Apokrifa dimengerti sebagai
sejumlah kitab-kitab yang tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab, tetapi
yang disebutkan dalam Alkitab, yang ditulis pada waktu yang bersamaan,
atau tidak lama sesudah Alkitab ditulis.
Pendirian
orang Kristen terhadap kedudukan kitab-kitab Apokrifa sebagai Kanon memang
sedikit terombang-ambing sampai abad ke 16, namun sejak semula sebenarnya
mereka sudah menolak menganggap kitab-kitab itu sebagai kanon.
- Macam-macam Apokrifa
- Apokrifa PL
Kitab-kitab
ini ditulis antara tahun 300SM - 100 M. Kebanyakan tidak diketahui penulisnya.
Kitab-kitab ini berjumlah 15 buah dan dimasukkan dalam versi Septuaginta abad
4. Apokrifa PL dibagi dalam 5 jenis, yaitu:
- Pengajaran
- Roman Religius
- Sejarah
- Nubuat
- Dongeng
- Apokrifa PB Tidak ada daftar
yang pasti untuk kitab-kitab Apokrifa PB. Kebanyakan kitab-kitab itu
berisi fiksi religius, yaitu untuk memenuhi keinginan mereka mengetahui
informasi tentang peristiwa- peristiwa dalam kehidupan Tuhan Yesus yang
tidak tertulis dalam Injil kanon. Juga cerita-cerita tentang akhir
kehidupan para Rasul yang tidak diceritakan dalam kitab kanon PB.
Beberapa kitab-kitab Apokrifa PB:
- Shepherd of Hermas
- Didache, Teaching of the
Twelve
- Epistle of Pseudo Barnabas
(Injil Barnabas)
- Gospel acconding to the
Hebrews (Injil Ibrani)
- Alasan menolak kitab-kitab
Apokrifa PL
- Kitab-kitab itu tidak
dimasukkan dalam PL Ibrani
- Penulis-penulis PB tidak ada
yang mengutipnya, sedangkan kitab-kitab PB lain biasanya dikutip.
- Yesus tidak pernah
menyebutkan kitab-kitab itu.
- Tidak ada bukti bahwa
Apokrifa dimasukkan dalam Septuaginta abad 2.
- Konsili-konsili gereja tidak
pernah mengakuinya dan Bapak-bapak gereja juga menolak.
- Tidak ada klaim "inilah
Firman Tuhan" dalam Kitab-kitab tsb.
- Adanya kesalahan-kesalahan
dalam bidang sejarah, kronologi dan peta bumi.
- Juga kisah-kisahnya bersifat
khayal.
- Ajaran moralnya rendah.
Penerimaan
Gereja RK: Ada 2 ajaran Gereja katolik yang didukung Apokrypha.
- mendoakan orang mati (surat
Makabe).
- keselamatan melalui
perbuatan (Tobit).
- Alasan-alasan menolak Apokrifa
PB.
- Hanya dikenal secara lokal.
- Tidak ada konsili gereja yang
mengakui.
- Hanya dianggap semi kanon.
Namun
demikian, ada nilai manfaat yang diakui:
- Dokumentasi terpagi.
- Gambaran gereja secara umum
setelah jaman para Rasul.
- Sebagai jembatan bagi
tulisan-tulisan PB dengan tulisan dari Bapak- bapak Gereja abad 3 dan
4.
- Mempunyai nilai sejarah
tentang hal-hal praktis dan siasat gereja mula-mula.
E. BAHASA DAN TRANSMISI NASKAH
ALKITAB
- Bahasa Alkitab Dalam berkomunikasi dan
menyampaikan penyataanNya Allah menggunakan bahasa manusia karena Allah
ingin dimengerti oleh manusia. Walaupun bahasa manusia itu bersifat
terbatas, dan tidak mungkin dapat mengungkapkan segala sesuatu tentang
Allah, tetapi Allah rela membatasi DiriNya sendiri untuk kepentingan
manusia.
- Bahasa Tulisan Dan dalam
menyampaikan penyataanNya itu Alah memilih menggunakan bahasa tulisan,
karena:
- Untuk tujuan efisiensi Tidak
perlu Allah mengungkapkan penyataanNya berkali-kali, di setiap jaman.
Dengan bahasa tulisan, maka manusia dari sepanjang sejarah dapat
membacanya terus menerus.
- Untuk tujuan ketepatan dan
kejelasan. Bahasa tulisan memberikan ketepatan dan sekaligus kejelasan
dalam mengekspresikan pemikiran ataupun perasaan.
- Untuk tujuan kelanggengan
Allah memberikan penyataanNya bukan hanya kepada sekelompok orang,
tetapi semua orang. Dengan menuliskan apa yang Allah nyatakan kepada
manusia menolong kita untuk memberitakan penyataan yang sama yang tidak
akan berubah kepada semua orang.
- Untuk tujuan kemudahan Dengan
ditulis akan memudahkan manusia mengingat dan meresapinya.
- Bahasa Ibrani dan bahasa
Yunani
- Allah memilih menggunakan
bahasa Ibrani untuk PL. Allah berdaulat memilih bahasa tulis apa saja
yang Ia kehendaki, tetapi bukan merupakan kebetulan kalau Allah memilih
bahasa Ibrani karena keistimewaan yang dimilikinya yaitu:
- Bahasa Ibrani adalah bahasa
ilustrasi/grafik/gambar yang kaya dengan kiasan, mudah mendramatisir.
Oleh karena itu sangat cocok karena PL banyak berisi hikayat yang
menceritakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
- Bahasa Ibrani adalah bahasa
"personal" (pribadi), lebih ditujukan kepada hati/emosi
manusia daripada pikiran (rasio manusia). Tidak bagus untuk
menggambarkan hal-hal abstrak, tapi cocok untuk menceritakan fakta
pengalaman. Dalam PL Allah ingin dikenal secara pribadi oleh umat
pilihanNya.
Catt:
Bahasa Ibrani disebut juga dengan Bahasa Yehuda, Bahasa Yahudi, Bahasa Kanaan. Yes 36:11; Neh 13:24; Yes
19:18; Wah 9:11; 16:16
- Allah menggunakan bahasa
Yunani untuk menyampaikan PB
- Bahasa Yunani adalah bahasa
intelektual, pendidikan dan budaya, dan jelas sekali sebagai bahasa
pikiran.
- Bahasa Yunani memiliki
keistimewaan dalam menyampaikan ketetapan teknis.
- Bahasa Yunani adalah bahasa
universal, bahasa internasional yang dipakai saat itu. Dalam PL Allah
ingin dikenal oleh bangsa pilihanNya, tetapi dalam PB Allah ingin
dikenal oleh seluruh umat manusia.
- Dengan demikian Bahasa
Yunani juga sangat cocok untuk tujuan misi dan penginjilan karena sifat
universalnya.
- Transmisi Naskah Alkitab Yang dimaksud dengan Transmisi
Naskah Alkitab adalah hubungan antara Penyataan yang diinspirasikan Allah,
dalam naskah aslinya, dengan naskah Alkitab modern sekarang (yang sudah
diterjemahkan kedalam banyak bahasa).
Diagram:
Naskah Asli Alkitab
|
|
V
Naskah salinan yang terkuno yang ada
|
|
V
Naskah salinan kuno lainnya
|
|
V
Versi kuno
|
|
V
Versi Modern (Inggris)
Persoalan yang sering timbul dengan
transmisi adalah, bagaimana kita bisa mengakui bahwa Alkitab kita yang
sekarang, setelah melalui banyak penyalinan, tetap dapat dipercaya keaslian
isinya.
PL tidak sulit untuk diakui
keabsahannya, karena penulis-penulis PB memberikan pengakuan. Tetapi PB tidak
ada kesaksian langsung. Gereja sebagai saksi. Kalau meragukan/menyangkali PL,
sekaligus menyangkali PB.
F. SIFAT-SIFAT ALKITAB
- Kewibawaan (Authority)
- Pengertian/Definisi Seluruh
Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai. atau mentaati Alkitab
berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain,
Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir untuk iman dan kehidupan
orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah
sendiri.
- Bukti-bukti Kewibawaan dari
dalam Alkitab Dalam banyak tempat di Alkitab dikatakan "Demikianlah
Firman Tuhan...." Bentuk kalimat ini dalam dunia PL identik dengan
bentuk kalimat "Demikian kata Raja...." yang berarti suatu
titah yang datang dari yang memiliki kekuasaan/otoritas tertinggi (raja)
dan tidak dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan. Ms.: Bil 22:38; Ula 18:18-20;
Yer 1:9.
Dalam PB, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan
dalam PL adalah Firman Allah, mis.: 1Ti 3:16; 2Pe 1:21. Dalam PB juga terdapat
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam PB adalah
Firman Allah. Mis.: 2Pe 3:16; 1Ti 5:18;
1Ko 14:37; Yoh 14:26; 16:13
- Penerimaan akan kewibawaan
(otoritas) Alkitab Penerimaan orang percaya bahwa Alkitab adalah Firman
Allah adalah dari keyakinan yang diberikan oleh Roh Kudus dalam hati
manusia yang sudah diperbaharui. Dengan demikian penerimaan akan
kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang percaya adalah karena
iman, bukan datang dari manusia sendiri. Ref. 1Ko 2:13-14; Yoh
10:27
- Inerensi (Inerrancy)
- Pengertian/Definisi Secara
umum, inerensi diartikan bahwa Alkitab (PL dan PB) adalah seluruhnya
Firman Allah yang ditulis tanpa salah pada naskah aslinya. Istilah "inerrancy"
sering kali dibingungkan dengan istilah "infallabili."
"Infallability" artinya Alkitab tidak mungkin
menyesatkan karena semua ajarannya adalah kebenaran (tidak melawan ajaran
moral). Sedangkan penekanan ineransi adalah kesalahan tulisan dan data
yang ada di dalam Alkitab.
- Pentingnya Inerensi Sangat
penting bagi orang Kristen memegang kepercayaan bahwa Alkitab seluruhnya
adalah tidak keliru karena Alkitab adalah Firman yang datang dari Allah
sendiri, yang adalah sempurna dan tidak berdusta. Kalau tidak mempercayai
ketidakkeliruan Alkitab maka kewibawaan Alkitab pun sulit dipertahankan,
karena berarti kita tidak dapat mempercayai Allah sepenuhnya.
- Dasar penerimaan ineransi Penerimaan
inerensi bukan berdasarkan akan kemampuan manusia dalam menilai Alkitab,
namun berdasarkan keyakinan bahwa:
- Allah adalah kebenaran. Oleh
karena itu segala sesuatu yang difirmankan Allah adalah benar.
- Allah tidak pernah berdusta,
jadi apa yang dikatakanNya pasti benar. Ibr 6:18; 2Ti 2:13
- Alkitab sendiri menyebut
diriNya sempurna (Maz 19:8) murni (Maz 19:9): tepat (Maz 19:9); benar (Maz 119:43), kekal (Maz 119:89; Mat
24:34).
- Percaya bahwa Roh Kudus
memberikan pengawasan penuh kepada penulis penulisnya, sehingga
penulis-penulis menuliskannya dengan benar, tanpa salah.
- Ukuran kebenaran Alkitab
adalah "a-rasional", akal manusia bukanlah standard ukuran
yang dipakai.
- Bagaimana kalau tidak ada
naskah aslinya? Memang diakui bahwa kita tidak lagi memiliki naskah
aslinya yang ada hanyalah salinan aslinya. Ada 3
macam/kategori dalam hal penyataan tertulis yang asli:
- Penyataan asli (bukan
salinan) yang telah selesai ditulis seluruhnya.
- Penyataan salinan yang
ditulis kembali sesuai dengan aslinya (disebut salinan asli).
- Alkitab, secara kanon,
merupakan kesatuan organisasi yang tidak dapat diambil dari konteks
keseluruhan isi buku.
- Teori Inerensi Ada beberapa
macam teori inerensi yang diajukan:
- Full Inerancy (Ineransi
penuh) Alkitab bukanlah kitab ilmiah ataupun sejarah, oleh karena itu
tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti konteks dan latar
belakang budaya kemungkinan besar ketidak tepatan belum tentu suatu
kesalahan.
- Absulute Inerancy (Ineransi
mutlak) Semua data dalam Alkitab adalah benar, termasuk hal-hal yang
menyangkut kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran Alkitab juga
seharusnya dapat dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan
sejarah.
- Limited Inerancy (Ineransi
terbatas) Kebenaran Alkitab dapat dibuktikan hanya dari segi ajaran
doktrinnya yang berhubungan dengan keselamatan. Kalau ada kesalahan data
yang lain, tidak apa-apa karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab.
- Pandangan Reformator
Pandangan inerensi Alkitab tidak dapat dipisahkan dengan inspirasi.
Kalau Firman Allah diberikan oleh Allah maka tidak mungkin tunduk pada
kekeliruan manusia. Memang diakui ada masalah-masalah dalam Alkitab yang
sampai sekarang belum dapat dipecahkan, tapi hal itu belum cukup
membuktikan bahwa Alkitab bersalah. Kebenaran ini mencakup ajaran
(doktrin), pola hidup (etika), ataupun peristiwa- peristiwa yang terjadi
(sejarah).
- Bagaimana dengan bagian-bagian
Alkitab yang dimasalahkan? Dalam hal Alkitab yang ineransi, kaum Injili
berpegang pada suatu "komitmen teologia", yaitu kepercayaan
akan keyakinan iman yang dipegang sebagai ketaatannya kepada pribadi dan
ajaran Alkitab. Kepercayaan yang tidak dibangun sebagai hasil secara
empiris (karena melihat), juga bukan sebagai hasil penelitian dari naskah
asli. Oleh karena itu setiap kesulitan yang ditemui harus diteliti dan
dipelajari dengan tunduk pada otoritas Allah. Jawaban atas bagian-bagian
dalam Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
- Satu peristiwa, tidak harus
selalu diceritakan dengan sebutan/ istilah/cerita yang sama oleh 2
penulis yang berbeda. Contoh: Luk 6:17 dan Mat 5:1
- Kutipan kata tidak harus
tepat sama, yang penting kebenarannya. Contoh: Hal tentang kesaksian
Paulus dari Kis 9:7 dan Kis 22:9
- Istilah teknis ilmiah tidak
dikenal pada jaman/budaya/waktu itu. Contoh: Mat 5:1 vs Luk 6:17 Mar 10:45 vs Luk 18:35
- Tidak setiap perbedaan
berarti kesalahan. Masalah yang belum terjawab tidak harus diartikan
kesalahan. Contoh:
- Periode penyataan tidak
semuanya sama, tergantung konteksnya.???
- Hal berikut ini juga perlu
diingat:
- Kebiasaan/budaya Timur
(Yahudi dan Palestina) tidak sama dengan budaya sekarang.
- Tidak menentang maka tidak
berarti salah.
- Kejelasan (Clarity)
- Pengertian/Definisi Kejelasan
Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas
maksud pemberitaan dan pengajaranNya, sehingga dapat dimengerti oleh
setiap orang yang sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan
serta bersedia melakukan Firman Tuhan itu. Namun demikian tidak berarti
bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah. Tidak juga
berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tapi memang
betul bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus
memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (1Ko 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas
dari yang lain (2Pe 3:16).
Kesulitan
manusia untuk mengerti/menafsir isi Alkitab sering kali dikarenakan pikiran
manusia yang dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual. (1Ko 1:18-3:4; Ibr 5:14;
2Pe 3:5).
- Bagaimana kita bisa mengerti
atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar dan tepat?
- Hanya dengan penerangan Roh
Kuduslah manusia dapat mengerti Firman Tuhan dengan benar dan tepat Efe 3:4, 5; 1Ko
2:12, 13; Yoh 14:26; 16:13-15; 2Pe 1:21.
- Mempunyai motivasi yang
benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan, kepentingan diri sendiri
dan tidak karena kurang iman (tidak percaya). Luk 24:25; 2Ko
4:3-4.
- Mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup untuk menafsir. Dengan menerapkan prinsip-prinsip
menafsir yang sehat dan mengembangkannya sebagai ketrampilan maka kita
akan dapat menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga sangat
mempengaruhi dalam mendapatkan data yang lengkap.
- Keperluan mutlak (Necessity)
- Pengertian/Definisi Keperluan
mutlak Alkitab artinya Alkitab diperlukan secara mutlak untuk mengenal
Kristus, agar kita bisa diselamatkan. Karena hanya Alkitablah yang
memberitakan kebenaran "kabar baik" tentang Kristus (Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah keperluan untuk mengenal
Allah dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum Allah, dan hal-hal
tentang moralitas (karena itu sudah diberikan Allah dalam Penyataan
Umum), tetapi secara khusus keperluan untuk keselamatan, untuk memelihara
kehidupan rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
- Bukti-bukti keperluan mutlak
Alkitab Roma 10:13-17: Untuk manusia bisa
diselamatkan, maka ia harus mendengar Firman Injil Yesus Kristus. Kis 4:12: Tidak ada keselamatan di luar Kristus. 1Ti 2:5-6: Tidak ada Pengantara yang lain selain Yesus Kristus,
untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan Allah.
Kesimpulan:
karena Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang
mempunyai kuasa yang menyelamatkan, maka manusia harus membaca Alkitab atau
mendengar dari orang lain Firman dalam Alkitab.
- Kecukupan (Sufficiency)
- Pengertian/Definisi Kecukupan
Alkitab diartikan bahwa Alkitab berisi semua Firman Allah yang dibutuhkan
oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam
keselamatannya, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan
"penyataan" lain di luar Alkitab.
Dengan
demikian kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu- satunya sumber
Firman Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam
keselamatannya.
- Bukti-bukti kecukupan Alkitab
dalam Alkitab 2Ti 3:15-17 Yak 1:18 1Pe 1:23 Wah 22:18,19
- Tidak pernah gagal dalam
maksudnya
(Efficacy)
- Pengertian/Definisi Maksud dan
tujuan Alkitab adalah memberikan berita tentang Allah dan rencana
keselamatanNya kepada manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini Alkitab
tidak pernah gagal mencapai maksudnya, baik untuk orang yang menerima
keselamatan atau pun untuk mereka yang menolak. Untuk orang yang
diselamatkan Firman Allah memberikan damai sejahtera dan hidup yang
kekal, untuk orang yang menolak FirmanNya, Allah menyatakan keadilanNya
dengan menghukum mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.
- Bukti-bukti dalam Alkitab Yes 55:11 Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia.
- Kesatuan (Unity)
- Pengertian/Definisi Alkitab
mempunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan diri
kepada manusia umat pilihanNya dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
- Alkitab adalah
"unik" Kesatuan Alkitab itu menunjukkan bahwa Alkitab adalah
lain dari pada kitab-kitab yang lain; sangat unik. Mengapa? Berikut ini
adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab adalah sangat unik.
- Satu-satunya kitab yang
ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah dari 60
generasi.
- Ditulis oleh kurang lebih 40
penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan, penulis puisi,
orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik, gembala,
militer, dokter etc.).
- Ditulis di tempat-tempat yang
berbeda (dipenjara, dipandang belantara, dibukit, diistana, dipulau
terpencil etc.).
- Ditulis dalam jaman dan
waktu, tempat (3 benua) dan keadaan yang berbeda-beda.
- Ditulis dalam 3 macam bahasa
(Ibrani, Aramaic, Yunani).
- Buku yang paling jujur
menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.
- Buku yang berisi nubuatan dan
yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti.
- Alkitab juga adalah buku yang
dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan, pengerusakan dll.
- Alkitab adalah buku pertama
yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah bahasa yang terbanyak,
dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
- Mempunyai pengaruh luar
biasa, karena orang berdosa besarpun dapat diubahkan menjadi orang yang
baik dan berbudi.
G. ILUMINASI
- Pengertian/Definisi
- Arti etimologis Kata
"iluminasi" berasal dari bahasa Yunani photizo,
artinya "menerangi, memberi penerangan batin" Yoh 1:9; Luk 11:36;
1Ko 4:5; Efe 1:18
- Definisi Pekerjaan Roh Kudus
yang membantu membukakan pikiran orang percaya supaya mereka dapat
mengerti dan mengaplikasikan Firman Allah itu (Alkitab) dalam kehidupan
mereka. 1Ko 2:14
- Pentingnya Iluminasi
- Karena pikiran dan hati
manusia masih ada dalam kegelapan. 1Ko 2:14; Efe 4:17,
18
- Sifat hati manusia yang bebal Yes 6:9-10; Kis
28:26
- Melawan pekerjaan Setan 2Ko 4:3-4
- Pengaruh kuasa kedagingan 1Ko 3:1-2; Ibr
5:12-14
- Hubungan Inspirasi dan
Iluminasi
Dalam
Inspirasi, Roh Kudus memberikan inspirasi kepada penulis-penulis Alkitab,
sehingga mereka menuliskan Penyataan Tuhan dengan benar dan tepat sesuai dengan
yang Allah kehendaki.
Dalam
Iluminasi Roh Kudus memberikan iluminasi kepada para pembaca Alkitab agar
mereka dapat mengerti dan menerima apa yang dimaksudkan oleh Penyataan Tuhan
yang tertulis itu dengan benar dan tepat. Namun demikian, kita harus ingat
bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam penginspirasian Alkitab sudah selesai. Tidak
akan ada lagi inspirasi baru di luar Alkitab, karena Alkitab sudah sempurna.
Tetapi
pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan iluminasi-iluminasi baru kepada
orang-orang percaya masih berlaku hingga kini. Roh Kudus memberikan iluminasi
tetapi tidak untuk menambah dari apa yang sudah ada dalam Alkitab. Dan Roh
Kudus bekerja dengan Firman dan melalui Firman, tetapi tidak melawan Firman.
Itu sebabnya, Alkitab harus menjadi tolok ukur untuk kita mengkonfirmasikan
segala sesuatu yang kita percaya dan yang kita lakukan (Maz 119:105)
- Peranan Roh Kudus dalam
Iluminasi
Roh Kudus mempunyai peran selain sebagai Pengarang juga sebagai Penafsir,
sekaligus Pengajar Firman Allah (Alkitab). Efe 3:4, 5
1Ko 2:12, 13 Yoh 14:26
Yoh 16:13-15 2Pe 1:21
Tujuan
iluminasi adalah supaya manusia mengenal Allah dengan benar melalui
PenyataanNya, sehingga manusia mengerti akan kehendak Tuhan bagi manusia dan
melakukan apa yang berkenan bagi Allah supaya hanya Allah saja yang ditinggikan
dan dimuliakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar