Jumat, 28 Juni 2013

DOKTRIN ALLAH BAG 1


BAB III DOKTRIN ALLAH

A. PENDAHULUAN
Untuk seseorang mempelajari Doktrin Allah maka ia harus terlebih dahulu mempunyai presuposisi (pra anggapan) umum sbb.:
  1. Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz 10:3-4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa" tapi sebagai "Pribadi".
  2. Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu) Allah menyatakan Diri melalui ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus. Mar 11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17
  3. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah Pengetahuan manusia tentang Allah
    1. Pengetahuan yang sudah ada secara naluriah
    2. Pengetahuan yang harus diusahakan Kej 1:26; Rom 10:7
  4. Hanya dengan iliminasi Roh Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa karena kejatuhan manusia kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia. 1Ko 2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21


Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
B. TEORI-TEORI SEKULER TENTANG ALLAH
  1. Deisme Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa mengatur dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya dan membiarkannya berkembang sendiri.
  2. Atheisme Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.
  3. Skeptisisme Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).
  4. Agnostisisme Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
  5. Pantheisme Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah adalah sedemikian rupa dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari segala ciptaannya itu.
  6. Polytheisme Paham yang mengakui ada banyak allah.
  7. Monotheisme Paham yang mengakui hanya pada satu Allah



Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
C. KEBERADAAN ALLAH
  1. Bukti Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32
  1. Bentuk penyangkalan akan keberadaan Allah
    1. Penyangkalan mutlak (Atheis) Mereka yang menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:
      1. Atheis teoritis/sejati Orang-orang yang mendasarkan penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu proses pemikiran. 2Ko 4:4, 5, 1Ko 1:21
      2. Atheis praktis Orang-orang yang tak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan. Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12
    2. Konsep-konsep kontemporer yang salah
      1. Allah yang imanen saja
      2. Allah yang transenden saja
      3. Allah yang terbatas
      4. Allah yang tidak berpribadi
      5. Alla2h sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).
Catatan: Allah yang transenden: Keterlepasan dari seluruh ciptaanNya, sebagai pribadi yang berdaulat dan bebas bertindak sendiri dan yang ada hadir sendiriNya. Ia tidak dikukung oleh alam, tapi tanpa batas. Yes 57:15
Allah yang imanen: Kehadiran dan kuasaNya yang senantiasa berlaku dalam ciptaanNya. Ia tidak jauh, Ia tidak masa bodoh. Ia merasuk ke segala sesuatu. Ia ada dalam kehidupan di dalam dan di luar.
  1. Argumentasi rasional tentang keberadaan Allah
    1. Kosmologi (sebab-akibat) Pandangan ini adalah pernyataan klasik yang dibuat oleh Thomas Aguinas.
§  keberadaan dunia memerlukan oknum tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan keberadaanNya itu.
§  Setiap kejadian selalu ada sebabnya, yang juga pada gilirannya mempunyai sebab dan seterusnya sampai pada sebab yang pertama yaitu Allah.
                        Teleologi Perluasan dari argumen kosmologis, yang sebenarnya adalah pandangan purba yang masuk ke dunia barat melalui Plato. Digambarkan dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah, tidak mungkin terjadi secara kebetulan saja, pasti ada seorang ahli yang pintar yang membuat jam itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan oleh seorang Perencana Agung.
                        Moral/Antropologis Imanuel Kant yang mempertahankan argumen ini. Kesadaran manusia akan adanya kebaikan yang Tertinggi, Allah adalah "landasan" kehidupan moral, sebagai nilai transenden, yang hanya dimiliki oleh Allah.
                        Ontologi Pandangan klasik yang diberikan oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai ide tentang adanya suatu keberadaan yang sempurna secara mutlak, maka yang mutlak itu harus ada.
                        Historis/Etnologis Adanya perasaan tentang yang ilahi yang bersifat universal dari sifat dasar manusia sehingga mengharuskan akan adanya keberadaan yang Maha Tinggi.
§  Pendekatan yang dilakukan oleh kaum tradisionil => "teosentris".
§  Pengaruh schleiermacher => "antroposentris"
§  Ada pendekatan lain lagi yang dipakai oleh Ritchl => "kristologis".
                        Alasan mengapa manusia menggunakan pendekatan rasionil untuk menemukan kebenaran tentang Allah
                        Secara teologis Manusia biarpun sudah jatuh ke dalam dosa, tetap merupakan makhluk yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, yaitu dengan akal budi. Oleh sebab itu tidak sepenuhnya Allah absen dari pikiran manusia sehingga penalaran manusia tentang dunia boleh jadi merupakan jalan kepada Allah.
                        Secara Alkitabiah Paulus dan Tuhan Yesus sering berdebat di depan umum yang memberikan pembelaan Injil terhadap kritik rasional. Petrus dan Paulus sering menyebut suara hati orang kafir sebagai tolok ukur sifat moral Kristen. (Kis 19, Kis 17, 1Ti 3:7, 1Pe 3:16).
                        Secara penginjilan Ada jurang yang sangat lebar antara orang Kristen dengan orang yang belum percaya. Oleh karena itu sering harus ada jembatan untuk membantu menghilangkan salah praduga bahwa untuk menjadi Kristen itu harus membunuh akal budi seseorang.
                        Secara historis: Metode rasional sering membantu banyak orang untuk menjadi Kristen.


Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
D. PENGENALAN AKAN ALLAH
  1. Kemungkinan pengenalan akan Allah
    1. Pengertian Allah menurut Alkitab
      1. 1Yo 5:20 Yoh 17:3
      2. Yoh 4:24 1Ti 6:16
      3. Mal 2:10 Yoh 14:9b
      4. Kel 15:11 Maz 147:5
    2. Pengertian bahwa Allah tidak dapat dimengerti tapi dapat dikenali
      1. Allah tidak dapat dimengerti/dipahami secara mutlak Ayu 11:7 Yes 40:18 Ula 29:29
      2. Tapi dapat dikenali secara pribadi Yoh 14:7 Yoh 17:3 1Yo 5:20
  2. Penyangkalan kemungkinan pengenalan akan Allah Pendapat penganut agnostisisme
  3. Penyataan Allah sendiri sebagai syarat mutlak untuk pengenalan akan Allah
    1. Penyataan Allah: Perbuatan Allah yang menyatakan/menunjukkan kebenaran- kebenaranNya kepada manusia.
    2. Penyataan dan agama-agama lain
    3. Penyataan sebagai sumber untuk mengenal Allah
      1. Wahyu Umum:
        1. Sarana Penyataan Umum: sejarah, alam semesta dan hati nurani
        2. Isi Penyataan Umum
        3. Keterbatasan Penyataan Umum
        4. Maz 19:1, 2; Rom 1:19, 20; 2:14, 15
      2. Wahyu Khusus:
        1. Sarana Penyataan Khusus: Yesus Kristus dan Alkitab
        2. Isi Penyataan Khusus
        3. Perbedaan Penyataan umum dan khusus
        4. Bil 12:6-8; Ibr 1:1; 2Pe 1:21



Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
E. NAMA-NAMA ALLAH
  1. Nama Allah secara umum Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian berarti bahwa nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.
Cara Allah memberikan nama/sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia dan memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan mengerti. Oleh karena itu nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah suatu penyataan lengkap (sempurna) yang daripadanya kita bisa mengetahui semuanya tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak kata/ungkapan karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama/ungkapan sebutan saja.
  1. Arti Nama-Nama Allah dalam Alkitab Perjanjian Lama
    1. YHWH = Yahweh Musa adalah manusia pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah. Sebelumnya nama Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub dan lain-lain; kepada Musa Tuhan menyatakan diri sebagai YaHWeH = "Aku adalah Aku" (Kel 3:15).
Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku ada." atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi." Nama ini menjadi nama yang sakral/agung. Hukum dalam Ima 24:26 menjadi sangat ditakuti. Karena begitu takutnya orang Israel menyebut nama "YHWH" itu dengan salah maka mereka mengganti dengan "Adonai/Elohim" ketika membaca Alkitab orang Yahudi.
YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama. Arti teologis:
      1. Allah itu ada Yer 2:11; Yes 46:1-9; 1Ko 8:4-6.
      2. Allah itu untuk kita. Kel 3:12
      3. Allah itu tidak berubah Yes 43:10-11; 48:12; Ibr 13:8
      4. Allah itu kekal Yes 40:28
      5. Allah itu akan ada selamanya Yes 46:13; 56:6-7; 60:3; 2:1-4; Wah 22:3-5; 22:20
Nama-nama gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk
      1. YHWH -- Yireh (Kej 22:14) Arti: Tuhan menyediakan
      2. YHWH -- Nissi (Kel 17:15) Arti: Tuhan adalah panji-panjiku
      3. YHWH -- Shalom (Hak 6:24) Arti: Tuhan itu damai sejahtera
      4. YHWH -- Sabbaoth (1Sa 1:3) Arti: Tuhan semesta alam
      5. YHWH -- Makkaadeshkem (Kel 31:13) Arti: Tuhan yang menguduskan
      6. YHWH -- Roi (Maz 23:1) Arti: Tuhan adalah gembalaku
      7. YHWH -- Tsidkenu (Yer 23:1) Arti: Tuhan Adalah keadilan kita
      8. YHWH -- Shammah (Yeh 48:35) Arti: Tuhan hadir disitu
      9. YHWH -- Elohim-Israel (Hak 5:3; Yes 17:6) Arti: Tuhan, Allah Israel.
    1. Adonai Adonai berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal; seperti yang pakai sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/umat-Nya.
    2. El, Elohim, dan Elyon Elohim adalah nama jenis dan berarti Allah. Ula 6:4: "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah" artinya dilingkupi ketakutan. El dari kata "ul", artinya kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" juga, artinya ke atas atau ditinggikan.
Nama Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau berhala (Kej 35:2,4; Kel 12:12; 18:11; 23:24). Elohim, sebuah bentuk jamak yang khas dalam Perjanjian Lama dan tidak muncul dalam bahasa Semetik yang lain. Ada 3 pandangan mengenai hal ini:
      1. Arti politeistik Aslinya kata ini memiliki pengertian dari Allah yang banyak (jamak). Tetapi kemudian berkembang menjadi tunggal (monoteistik).
      2. Arti penuh keagungan, kebesaran Karena kata jamak Elohim selalu diikuti dengan kata kerja/sifat/ganti tunggal, maka Elohim memberikan pengertian tunggal tetapi untuk menunjukkan keagungan-Nya, maka dipakai bentuk jamak.
      3. Arti Trinitarian Elohim menunjukkan arti jamak dari Allah Tritunggal, bahwa Allah Israel lebih dari satu pribadi tetapi Esa (satu). Pengertian ini harus diterangi dengan penafsiran Perjanjian Baru kepada Perjanjian Lama (Progresive Revelation).
Nama-nama gabungan
      1. El-Shadai (Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah yang maha kuasa yang sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh, tidak goyah.
      2. El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
      3. El-Olam (Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah
      4. El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat
  1. Arti nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru
    1. Theos Bentuk yang setara dengan Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang kafir). Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos memiliki arti:
      1. Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa Mat 23:9; Rom 3:30; 1Ko 8:4,6; Gal 3:20; 1Ti 2:5
      2. Ia unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana 1Ti 1:17; Yoh 17:3; Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24
      3. Ia Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta Kis 17:24; Ibr 3:4; Wah 10:6
      4. Ia Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus. 1Ti 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16
    2. Kurios/Kyrios Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa & Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa dan juga Suami (1Pe 3:6) atau berhala-berhala (1Ko 8:5).
Berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah, dalam alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau Tuan (Mat 8:6) Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.
    1. Bapa/Pater Allah juga disebut dengan nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel.
Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam 1Ko 8:6, Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18. Dalam pengertian Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian bahwa Allah berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.



Pembimbing ke Dalam Teologia Sistematika -- Bab 3 Doktrin Allah [Indeks 00017]
F. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH
  1. Istilah "atribut" Artinya adalah "yang melekat" atau "dimiliki."
  2. Cara menentukan atribut-atribut Allah
    1. Cara causalitas (sebab-akibat) Mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini
    2. Cara negasi (penyangkalan) Menyingkirkan segala ketidak sempurnaan yang ada pada ciptaanNya.
    3. Cara eminen (meninggikan) Memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
    4. Cara penyataan (pewahyuan) Sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan akan sifat-sifatNya.
  3. Pembagian Atribut-atribut Allah
    1. Atribut/Sifat-sifat unik (incommunicable) Atribut Allah yang tidak dimiliki oleh mahluk ciptaanNya.
      1. Ketidaktergantungan Allah Allah tidak membutuhkan ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian ciptaan-Nya dapat mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah. (Kis 17:24-25; Ayu 41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia karena Ia kesepian (band. Yoh 17:5, 24). Allah Tritunggal di dalam diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak, baik dalam komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain.
Ketidaktergantungan Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa terjadinya keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz 90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru keberadaan Allahlah yang menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk selama-lamanya.
Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya untuk kemuliaanNya. Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
      1. Ketidakberubahan Allah Allah tidak berubah dalam hakekat/jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan janji-janji-Nya; namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi, Ia bertindak dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang berbeda.
        1. Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Alkitab. Maz 102:25-27; Mal 3:6; Yak 1:17
        2. Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran? Kel 32:9-14; Yes 38:1-6; Yun 3:4, 10; Kej 6:6; 1Sa 15:10.
        3. Proses Theologi Kalau Allah tidak berubah, maka tidak ada satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan. Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/tindakan manusia berarti.
        4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah juga tidak mungkin bisa dipercaya.
      2. Kekekalan Allah Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya. dan Ia melihat semua waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan bahwa Allah tidak terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah dengan/oleh waktu. (Maz 90:2, 4; Ayu 36:26; Wah 1:8; 4:8; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi Allah.
      3. Kemahahadiran Allah Allah tidak mempunyai dimensi bentuk atau tempat dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana: Ula 10:14; Yer 23:23-24; Maz 139:7-10 Allah ada dimana-mana 1Ra 8:27; Yes 66:1-2; Kis 7:48
      4. Kesatuan Allah Allah tidak terbagi-bagi dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.
    1. Atribut-atribut/Sifat-sifat yang tidak unik (communicable) Atribut/sifat-sifat Allah yang juga dimiliki oleh mahluk ciptaanNya; dalam batas-batas tertentu.
      1. Keberadaan Allah - Spiritualitas Allah Yoh 4:24: Allah adalah "Roh" dan Allah juga tidak kelihatan (artinya: esensi total Allah; dan semua hakekat spiritual Allah; tidak akan pernah dilihat oleh manusia; namun demikian Allah masih memperlihatkan DiriNya kepada kita melalui hal-hal yang kelihatan dan yang diciptakan.
      2. Atribut-atribut Mental/Intelektual
        1. Kemahatahuan Allah Allah mengetahui segala sesuatu tentang diriNya dan juga segala sesuatu apapun dalam tindakan kekekalan. Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun yang akan datang. Ia adalah Pencipta segala sesuatu. 2Ta 16:9: mata Allah menjelajah seluruh bumi. Ibr 4:13: telanjang di muka Allah Kalau Allah sudah tahu apa yang akan terjadi apakah manusia masih mempunyai kemerdekaan/kebebasan?
        2. Kebijaksanaan Allah Allah selalu memilih tujuan yang terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu. Rom 16:27; 8:28; Ayu 9:4; 12:13 Maz 104:24; 1Ko 1:18-30
        3. Kebenaran dan kesetiaan Allah Allah adalah Yang Benar dan semua pengetahuan kebenaranNya dan janji-janjiNya adalah benar dan menjadi standard akhir dari kebenaran. Yer 10:10-11; Yoh 17:3 1Yo 5:20; Ayu 37:16
      3. Atribut-atribut Moral
        1. Kebaikan Allah Allah adalah standard akhir/utama dari kebaikan, bahwa semua hal tentang Dia dan perbuatannya adalah baik. Maz 100:5; 106:1-dst; Maz 107:1-dst. Maz 34:8
        2. Kasih Allah Allah dalam kekekalanNya memberikan DiriNya kepada orang lain. 1Yo 4:8; 4:11; Rom 5:8 Yoh 3:16; 14:31; 17:24
        3. Belas kasihan, Kemurahan, Kesabaran Allah Kebaikan Allah terhadap orang-orang yang menanggung derita, yang terhukum tetapi Allah sabar dengan menahan penghukuman yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu yang ditentukanNya. Kel 34:6; Maz 103:8 2Ko 1:3; Ibr 4:16; 2:17 Mat 5:7; 1Pe 5:10 Rom 2:4; 11:6
        4. Kesucian Allah Allah terpisah dari dosa dan hanya Dia yang patut untuk disembah. Maz 24:3; Kel 20:11 Ibr 12:10-14; Zak 14:20-21
        5. Kedamaian Allah Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya Allah sangat tertib, teratur dan terkontrol. 1Ko 14:33; Rom 8:6; 14:17; Yoh 14:27
        6. Keadilan, Kebenaran Allah Allah selalu bertindak sesuai dengan apa yang benar dan Ia sendiri menjadi standard kebenaran itu. Ula 32:4; Ayu 40:2, 8; Rom 9:20-21
        7. Kecemburuan Allah Allah senantiasa melindungi kemuliaanNya. 2Ko 11:2; 1Ko 4:7 Yes 48:11; Wah 4:11 h) Kemurkaan Allah Allah membenci dosa. Kel 32:9-10; Rom 1:18; 2; 5; 9 Efe 2:3; 1Te 1:10
      4. Atribut-atribut Tujuan
        1. Kebebasan Allah Allah bertindak sesuai dengan kehendakNya yang bebas. Maz 115:3; Ams 21:1; Dan 4:35
        2. Kemahakuasaan Allah Allah dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya yang suci. Maz 24:8; Yer 32:27; 2Ko 6:18; Wah 1:8
      5. Atribut-atribut lain
        1. Kesempurnaan Allah Allah secara mutlak mempunyai semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kekurangan dalam semua aspek kualitas yang baik. Mat 5:48; Maz 18:30; Ula 32:4
        2. Kemuliaan Allah Semua refleksi penyataan Allah tentang DiriNya yang dipancarkan oleh semua mahluk ciptaanNya. Maz 24:10; Yes 43:7; Yoh 17:5; Ibr 1:3; Wah 21:23


Tidak ada komentar:

Posting Komentar