BAB III DOKTRIN ALLAH
A. PENDAHULUAN
Untuk seseorang mempelajari Doktrin
Allah maka ia harus terlebih dahulu mempunyai presuposisi (pra anggapan) umum
sbb.:
- Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah
ada" adalah penting seperti apa yang dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1
Maz 14:1
Ibr 11:6
Maz 53:1
Yoh 7:17
Maz 10:3-4
Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa" tapi
sebagai "Pribadi".
- Bahwa Allah telah menyatakan
Diri melalui PenyataanNya (wahyu) Allah menyatakan Diri melalui
ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus. Mar 11:6; Kej 1:1;
Yoh 7:17
- Bahwa manusia diciptakan oleh
Allah dengan kemampuan untuk dapat mengenal/ mengerti tentang Allah
Pengetahuan manusia tentang Allah
- Pengetahuan yang sudah ada
secara naluriah
- Pengetahuan yang harus
diusahakan Kej 1:26; Rom 10:7
- Hanya dengan iliminasi Roh
Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa karena kejatuhan manusia kedalam
dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah dengan benar, kecuali
kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia. 1Ko 2:14; Yoh 16:13;
2Pe 1:20-21
B. TEORI-TEORI SEKULER TENTANG ALLAH
- Deisme Pandangan yang mengatakan
bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa mengatur dirinya sendiri dan
Allah meninggalkannya segera setelah Ia menciptakannya dan membiarkannya
berkembang sendiri.
- Atheisme Penyangkalan akan kenyataan
adanya Allah.
- Skeptisisme Keraguan kenyataan akan adanya
Allah (tidak percaya).
- Agnostisisme Paham yang menyangkal bahwa
Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
- Pantheisme Kepercayaan bahwa "segala
sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah adalah sedemikian rupa
dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari segala
ciptaannya itu.
- Polytheisme Paham yang mengakui ada banyak
allah.
- Monotheisme Paham yang mengakui hanya pada
satu Allah
C. KEBERADAAN ALLAH
- Bukti Alkitab
Manusia
sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun
hanya samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah
menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk
mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang berdosa hanya dapat
memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan kembali
oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32
- Bentuk penyangkalan akan
keberadaan Allah
- Penyangkalan mutlak (Atheis)
Mereka yang menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:
- Atheis teoritis/sejati
Orang-orang yang mendasarkan penyangkalannya kepada Tuhan atas suatu
proses pemikiran. 2Ko 4:4, 5, 1Ko
1:21
- Atheis praktis Orang-orang
yang tak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan
Tuhan. Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12
- Konsep-konsep kontemporer yang
salah
- Allah yang imanen saja
- Allah yang transenden saja
- Allah yang terbatas
- Allah yang tidak berpribadi
- Alla2h sebagai suatu ide
abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).
Catatan:
Allah yang transenden: Keterlepasan dari seluruh ciptaanNya, sebagai
pribadi yang berdaulat dan bebas bertindak sendiri dan yang ada hadir
sendiriNya. Ia tidak dikukung oleh alam, tapi tanpa batas. Yes 57:15
Allah
yang imanen:
Kehadiran dan kuasaNya yang senantiasa berlaku dalam ciptaanNya. Ia tidak jauh,
Ia tidak masa bodoh. Ia merasuk ke segala sesuatu. Ia ada dalam kehidupan di
dalam dan di luar.
- Argumentasi rasional tentang
keberadaan Allah
- Kosmologi (sebab-akibat) Pandangan ini adalah
pernyataan klasik yang dibuat oleh Thomas Aguinas.
§ keberadaan dunia memerlukan oknum
tertinggi (tidak terbatas) yang menyebabkan keberadaanNya itu.
§ Setiap kejadian selalu ada sebabnya,
yang juga pada gilirannya mempunyai sebab dan seterusnya sampai pada sebab yang
pertama yaitu Allah.
Teleologi Perluasan dari argumen kosmologis,
yang sebenarnya adalah pandangan purba yang masuk ke dunia barat melalui Plato.
Digambarkan dengan analogi jam yang ditemukan di atas tanah, tidak mungkin
terjadi secara kebetulan saja, pasti ada seorang ahli yang pintar yang membuat
jam itu. Begitu pula dengan semesta alam, diciptakan oleh seorang Perencana
Agung.
Moral/Antropologis Imanuel Kant yang mempertahankan
argumen ini. Kesadaran manusia akan adanya kebaikan yang Tertinggi, Allah
adalah "landasan" kehidupan moral, sebagai nilai transenden, yang
hanya dimiliki oleh Allah.
Ontologi Pandangan klasik yang diberikan
oleh Anselmus, bahwa manusia mempunyai ide tentang adanya suatu keberadaan yang
sempurna secara mutlak, maka yang mutlak itu harus ada.
Historis/Etnologis Adanya perasaan tentang yang ilahi
yang bersifat universal dari sifat dasar manusia sehingga mengharuskan akan
adanya keberadaan yang Maha Tinggi.
§ Pendekatan yang dilakukan oleh kaum
tradisionil => "teosentris".
§ Pengaruh schleiermacher =>
"antroposentris"
§ Ada pendekatan lain lagi yang
dipakai oleh Ritchl => "kristologis".
Alasan
mengapa manusia menggunakan pendekatan rasionil untuk menemukan kebenaran tentang Allah
Secara
teologis Manusia biarpun sudah jatuh ke dalam dosa, tetap merupakan makhluk
yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, yaitu dengan akal budi. Oleh
sebab itu tidak sepenuhnya Allah absen dari pikiran manusia sehingga penalaran
manusia tentang dunia boleh jadi merupakan jalan kepada Allah.
Secara
Alkitabiah Paulus dan Tuhan Yesus sering berdebat di depan umum yang memberikan
pembelaan Injil terhadap kritik rasional. Petrus dan Paulus sering menyebut
suara hati orang kafir sebagai tolok ukur sifat moral Kristen. (Kis 19, Kis 17, 1Ti 3:7,
1Pe 3:16).
Secara
penginjilan Ada jurang yang sangat lebar antara orang Kristen dengan orang yang
belum percaya. Oleh karena itu sering harus ada jembatan untuk membantu
menghilangkan salah praduga bahwa untuk menjadi Kristen itu harus membunuh akal
budi seseorang.
Secara
historis: Metode rasional sering membantu banyak orang untuk menjadi Kristen.
D. PENGENALAN AKAN ALLAH
- Kemungkinan pengenalan akan
Allah
- Pengertian Allah
menurut Alkitab
- Pengertian bahwa Allah tidak
dapat dimengerti tapi dapat dikenali
- Penyangkalan kemungkinan
pengenalan akan Allah
Pendapat penganut agnostisisme
- Penyataan Allah sendiri sebagai
syarat mutlak untuk pengenalan akan Allah
- Penyataan Allah: Perbuatan
Allah yang menyatakan/menunjukkan kebenaran- kebenaranNya kepada manusia.
- Penyataan dan agama-agama lain
- Penyataan sebagai sumber untuk
mengenal Allah
- Wahyu Umum:
- Sarana Penyataan Umum:
sejarah, alam semesta dan hati nurani
- Isi Penyataan Umum
- Keterbatasan Penyataan Umum
- Maz 19:1, 2; Rom
1:19, 20; 2:14, 15
- Wahyu Khusus:
- Sarana Penyataan Khusus:
Yesus Kristus dan Alkitab
- Isi Penyataan Khusus
- Perbedaan Penyataan umum dan
khusus
- Bil 12:6-8; Ibr
1:1; 2Pe 1:21
E. NAMA-NAMA ALLAH
- Nama Allah secara umum Nama-nama Allah tidak diberikan
oleh manusia karena manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang
telah rela menyatakan diri kepada manusia supaya mereka mengenal Allah.
Nama-nama Allah diberikan oleh Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen
editum). Dengan demikian berarti bahwa nama- nama Allah tersebut
merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan
sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.
Cara
Allah memberikan nama/sebutan-Nya adalah dengan merendahkan diri, menemui
manusia dan memakai bahasa manusia, yang terbatas, supaya manusia memahami dan
mengerti. Oleh karena itu nama-nama yang diberikan kepada manusia bukanlah
suatu penyataan lengkap (sempurna) yang daripadanya kita bisa mengetahui
semuanya tentang Allah. Nama-nama Allah yang dikenal manusia ada dalam banyak
kata/ungkapan karena Pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan
satu nama/ungkapan sebutan saja.
- Arti Nama-Nama Allah dalam
Alkitab Perjanjian Lama
- YHWH = Yahweh Musa adalah manusia pertama
yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah.
Sebelumnya nama Allah yang dikenal adalah: Allah Abraham, Ishak, Yakub
dan lain-lain; kepada Musa Tuhan menyatakan diri sebagai YaHWeH =
"Aku adalah Aku" (Kel 3:15).
Dalam
Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku
ada." atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi." Nama ini
menjadi nama yang sakral/agung. Hukum dalam Ima 24:26
menjadi sangat ditakuti. Karena begitu takutnya orang Israel menyebut nama "YHWH"
itu dengan salah maka mereka mengganti dengan "Adonai/Elohim"
ketika membaca Alkitab orang Yahudi.
YaHWeH = Nama diri (par exellence)
yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan tak berartikel.
Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama. Arti teologis:
- Allah itu ada Yer 2:11; Yes
46:1-9; 1Ko 8:4-6.
- Allah itu untuk kita. Kel 3:12
- Allah itu tidak berubah Yes 43:10-11;
48:12; Ibr 13:8
- Allah itu kekal Yes 40:28
- Allah itu akan ada selamanya Yes 46:13; 56:6-7;
60:3; 2:1-4; Wah 22:3-5; 22:20
Nama-nama
gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk
- YHWH -- Yireh (Kej 22:14) Arti: Tuhan menyediakan
- YHWH -- Nissi (Kel 17:15) Arti: Tuhan adalah
panji-panjiku
- YHWH -- Shalom (Hak
6:24) Arti: Tuhan itu damai sejahtera
- YHWH -- Sabbaoth (1Sa 1:3) Arti: Tuhan semesta alam
- YHWH -- Makkaadeshkem
(Kel 31:13) Arti: Tuhan yang
menguduskan
- YHWH -- Roi (Maz 23:1) Arti: Tuhan adalah gembalaku
- YHWH -- Tsidkenu (Yer 23:1) Arti: Tuhan Adalah keadilan kita
- YHWH -- Shammah (Yeh 48:35) Arti: Tuhan hadir disitu
- YHWH -- Elohim-Israel
(Hak 5:3; Yes 17:6) Arti: Tuhan, Allah Israel.
- Adonai Adonai berarti
"Tuan" dalam bentuk tunggal; seperti yang pakai sebagai tuan
yang berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama
dengan Elohim. Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah
yang memiliki Israel/umat-Nya.
- El, Elohim, dan Elyon Elohim adalah nama jenis dan
berarti Allah. Ula 6:4: "YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa." Elohim
(Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah"
artinya dilingkupi ketakutan. El dari kata "ul", artinya
kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah"
juga, artinya ke atas atau ditinggikan.
Nama
Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu atau
berhala (Kej 35:2,4; Kel 12:12;
18:11; 23:24).
Elohim, sebuah bentuk jamak yang khas dalam Perjanjian Lama dan tidak muncul
dalam bahasa Semetik yang lain. Ada 3 pandangan mengenai hal ini:
- Arti politeistik Aslinya kata
ini memiliki pengertian dari Allah yang banyak (jamak). Tetapi kemudian
berkembang menjadi tunggal (monoteistik).
- Arti penuh keagungan,
kebesaran Karena kata jamak Elohim selalu diikuti dengan kata
kerja/sifat/ganti tunggal, maka Elohim memberikan pengertian tunggal
tetapi untuk menunjukkan keagungan-Nya, maka dipakai bentuk jamak.
- Arti Trinitarian Elohim
menunjukkan arti jamak dari Allah Tritunggal, bahwa Allah Israel lebih
dari satu pribadi tetapi Esa (satu). Pengertian ini harus diterangi
dengan penafsiran Perjanjian Baru kepada Perjanjian Lama (Progresive
Revelation).
Nama-nama
gabungan
- El-Shadai (Kej 17:1; 28:3;
35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah yang maha kuasa
yang sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh, tidak goyah.
- El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha
tinggi; kedaulatanNya.
- El-Olam (Kej 21:33, Maz
100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah
- El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat
- Arti nama-nama Allah dalam
Perjanjian Baru
- Theos Bentuk yang setara dengan
Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai juga untuk allah orang kafir).
Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos memiliki arti:
- Ia satu-satunya Allah yang
benar dan Esa Mat 23:9; Rom
3:30; 1Ko 8:4,6; Gal 3:20; 1Ti 2:5
- Ia unik Yang benar, yang
kudus, yang bijaksana 1Ti 1:17; Yoh
17:3; Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24
- Ia Transenden Pencipta,
pemelihara alam semesta Kis 17:24; Ibr
3:4; Wah 10:6
- Ia Juruselamat mengutus
Anak-Nya menjadi Penebus. 1Ti 1:1; 2:3;
4:10; Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16
- Kurios/Kyrios Nama eksplisit Allah, seperti
YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa & Omega";
"Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada";
"Yang awal dan Yang akhir" (Wah 1:4, 8, 17;
2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini menekankan supremasi (otoritas)
sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa dan juga Suami (1Pe 3:6) atau berhala-berhala (1Ko 8:5).
Berhubungan
dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya dalam sejarah,
dalam alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut sebagai Kurios =
Tuhan, juga Rabbi atau Tuan (Mat 8:6)
Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28).
Yesus disebut dengan kesetaraan Allah Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen
mula-mula.
- Bapa/Pater Allah juga disebut dengan
nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal ini dihubungkan dengan sifat
hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara teokratis ini memberikan
penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel.
Dalam
Perjanjian Baru terdapat dalam 1Ko 8:6, Efe 3:15; Ibr
12:9; Yak 1:18.
Dalam pengertian Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara Allah
Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian bahwa Allah
berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.
F. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH
- Istilah "atribut" Artinya adalah "yang
melekat" atau "dimiliki."
- Cara menentukan atribut-atribut
Allah
- Cara causalitas
(sebab-akibat) Mencari akibat-akibat yang ada di dunia ini
- Cara negasi
(penyangkalan) Menyingkirkan segala ketidak sempurnaan yang ada pada
ciptaanNya.
- Cara eminen
(meninggikan) Memberikan kesempurnaan pada Allah setinggi-tingginya.
- Cara penyataan (pewahyuan)
Sesuai dengan Firman Allah; Hanya Allah yang berhak memberi penjelasan
akan sifat-sifatNya.
- Pembagian Atribut-atribut Allah
- Atribut/Sifat-sifat unik
(incommunicable) Atribut Allah yang tidak dimiliki oleh mahluk
ciptaanNya.
- Ketidaktergantungan Allah Allah tidak membutuhkan
ciptaan-Nya untuk alasan apapun juga, namun demikian ciptaan-Nya dapat
mempermuliakan Dia dan memberikan sukacita kepada Allah. (Kis 17:24-25; Ayu
41:11; Maz 50:10-12). Tuhan juga tidak menciptakan manusia karena Ia
kesepian (band. Yoh 17:5, 24). Allah Tritunggal di dalam
diri-Nya mempunyai kepenuhan kesempurnaan yang mutlak, baik dalam
komunikasi, kasih atau kebutuhan-kebutuhan lain.
Ketidaktergantungan
Allah juga menyatakan bahwa Allah tidak diciptakan dan tidak ada peristiwa
terjadinya keberadaan Allah (Wah 4:11; Yoh 1:3; Maz
90:2; Rom 11:35-36; Kel 3:14). Justru keberadaan Allahlah yang
menyebabkan sagala sesuatu ada dan tetap ada untuk selama-lamanya.
Kalau
Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa gunanya manusia
ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan manusia, tetapi Tuhan memilih untuk
menciptakan manusia. Tuhan menciptakan manusia dan ciptaan-Nya untuk kemuliaanNya.
Suatu yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
- Ketidakberubahan Allah Allah tidak berubah dalam
hakekat/jati diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan janji-janji-Nya;
namun demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi, Ia bertindak
dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang
berbeda.
- Allah tidak berubah sesuai
dengan yang dinyatakan dalam Alkitab. Maz 102:25-27; Mal 3:6; Yak 1:17
- Apakah Allah kadang-kadang
berubah pikiran? Kel 32:9-14; Yes
38:1-6; Yun 3:4, 10; Kej 6:6; 1Sa 15:10.
- Proses Theologi Kalau Allah
tidak berubah, maka tidak ada satupun tindakan manusia yang
mempengaruhi/berarti untuk Tuhan. Oleh karena itu Allah harus berubah,
supaya hidup/tindakan manusia berarti.
- Pentingnya doktrin
Ketidakberubahan Allah. Allah tidak mungkin berubah untuk lebih baik
atau lebih buruk, Kalau Allah berubah maka berarti janji-janji Allah
juga tidak mungkin bisa dipercaya.
- Kekekalan Allah Allah tidak mempunyai awal
atau akhir; atau urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya. dan Ia melihat
semua waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua
peristiwa dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan
bahwa Allah tidak terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah
dengan/oleh waktu. (Maz 90:2, 4; Ayu
36:26; Wah 1:8; 4:8; Yoh 8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa
lampau atau yang akan datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi
Allah.
- Kemahahadiran Allah Allah tidak mempunyai
dimensi bentuk atau tempat dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan
seluruh hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di
tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana: Ula 10:14; Yer
23:23-24; Maz 139:7-10 Allah ada dimana-mana 1Ra 8:27; Yes
66:1-2; Kis 7:48
- Kesatuan Allah Allah tidak terbagi-bagi
dalam bagian-bagian; namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah
berbeda ditekankan pada saat-saat yang berbeda.
- Atribut-atribut/Sifat-sifat
yang tidak unik (communicable) Atribut/sifat-sifat Allah yang juga
dimiliki oleh mahluk ciptaanNya; dalam batas-batas tertentu.
- Keberadaan Allah -
Spiritualitas Allah Yoh 4:24: Allah adalah "Roh" dan Allah juga tidak
kelihatan (artinya: esensi total Allah; dan semua hakekat spiritual
Allah; tidak akan pernah dilihat oleh manusia; namun demikian Allah
masih memperlihatkan DiriNya kepada kita melalui hal-hal yang kelihatan
dan yang diciptakan.
- Atribut-atribut
Mental/Intelektual
- Kemahatahuan Allah Allah mengetahui segala
sesuatu tentang diriNya dan juga segala sesuatu apapun dalam tindakan
kekekalan. Allah mengetahui segala sesuatu dan mengenalnya secara
sempurna, mencakup masa waktu lampau ataupun yang akan datang. Ia
adalah Pencipta segala sesuatu. 2Ta 16:9: mata Allah menjelajah
seluruh bumi. Ibr 4:13: telanjang di muka Allah
Kalau Allah sudah tahu apa yang akan terjadi apakah manusia masih
mempunyai kemerdekaan/kebebasan?
- Kebijaksanaan Allah Allah selalu memilih tujuan
yang terbaik dan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan itu. Rom 16:27; 8:28;
Ayu 9:4; 12:13 Maz 104:24; 1Ko
1:18-30
- Kebenaran dan kesetiaan
Allah
Allah adalah Yang Benar dan semua pengetahuan kebenaranNya dan
janji-janjiNya adalah benar dan menjadi standard akhir dari kebenaran. Yer 10:10-11; Yoh
17:3
1Yo 5:20; Ayu
37:16
- Atribut-atribut Moral
- Kebaikan Allah Allah adalah standard
akhir/utama dari kebaikan, bahwa semua hal tentang Dia dan perbuatannya
adalah baik. Maz 100:5; 106:1-dst; Maz 107:1-dst. Maz 34:8
- Kasih Allah Allah dalam kekekalanNya
memberikan DiriNya kepada orang lain. 1Yo 4:8; 4:11;
Rom 5:8 Yoh 3:16; 14:31;
17:24
- Belas kasihan, Kemurahan,
Kesabaran Allah Kebaikan Allah terhadap orang-orang yang menanggung
derita, yang terhukum tetapi Allah sabar dengan menahan penghukuman
yang seharusnya dijatuhkan sampai waktu yang ditentukanNya. Kel 34:6; Maz
103:8
2Ko 1:3; Ibr
4:16; 2:17 Mat 5:7; 1Pe 5:10 Rom 2:4; 11:6
- Kesucian Allah Allah terpisah dari dosa
dan hanya Dia yang patut untuk disembah. Maz 24:3; Kel
20:11
Ibr 12:10-14; Zak
14:20-21
- Kedamaian Allah Dalam hakekat DiriNya dan tindakan-tindakanNya
Allah sangat tertib, teratur dan terkontrol. 1Ko 14:33; Rom
8:6; 14:17; Yoh 14:27
- Keadilan, Kebenaran Allah Allah selalu bertindak
sesuai dengan apa yang benar dan Ia sendiri menjadi standard kebenaran
itu. Ula 32:4; Ayu
40:2, 8; Rom 9:20-21
- Kecemburuan Allah Allah senantiasa melindungi
kemuliaanNya. 2Ko 11:2; 1Ko 4:7 Yes 48:11; Wah
4:11
h) Kemurkaan Allah Allah membenci dosa. Kel 32:9-10; Rom
1:18; 2; 5; 9 Efe 2:3; 1Te 1:10
- Atribut-atribut Tujuan
- Kebebasan Allah Allah bertindak sesuai
dengan kehendakNya yang bebas. Maz 115:3; Ams
21:1; Dan 4:35
- Kemahakuasaan Allah Allah dapat melakukan
segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya yang suci. Maz 24:8; Yer
32:27; 2Ko 6:18; Wah 1:8
- Atribut-atribut lain
- Kesempurnaan Allah Allah secara mutlak
mempunyai semua kualitas kesempurnaan dan tidak ada yang kekurangan
dalam semua aspek kualitas yang baik. Mat 5:48; Maz
18:30; Ula 32:4
- Kemuliaan Allah Semua refleksi penyataan
Allah tentang DiriNya yang dipancarkan oleh semua mahluk ciptaanNya. Maz 24:10; Yes
43:7; Yoh 17:5; Ibr 1:3; Wah 21:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar